Di wajahmu, ku lihat rembulan...???
Permukaannya atau Cahayanya?
Mau tahu apa bedanya?
Permukaan rembulan ternyata sama sekali jauh dari mulus. Penuh jurang dan bebatuan terjal. Menurut ahli astronomi hal ini disebabkan oleh benturan dengan bebatuan angkasa seperti meteorit. Rembulan tidak mempunyai atsmosfer seperti bumi. Sehingga meterorit yang jatuh langsung terhempas begitu saja di permukaannya tanpa ada perisai. Untuk bumi beratmosfera, jika tidak.... mungkin nasibnya akan sama seperti rembulan
Cahaya rembulan, terutama kalau sedang purnama, sangat teduh dan menyejukan jiwa. Cahaya ini bukan asli, namun merupakan pantulan dari sinar matahari saja. Meski begitu, keindahannya tidak ada yang sangup menyangkal. Bukan berarti yang palsu itu tidak Indah kan..kan?
Dalam beberapa buku kejiwaan, ada penjabaran tentang pengaruh rembulan dengan kejiwaan. Analoginya hampir sama dengan pengaruh rembulan pada pasang surut air laut. Yaitu ada hubungannya dengan gaya gravitasi bulan.
Konon menurut ahlinya, bulan purnama dengan gravitasi yang cukp besar, bukan hanya berpengaruh pada pasang surut air laut, tapi juga pada tekanan darah pada organisme yang ada di sekitarnya. Termasuk manusia. Mungkin hal inilah satu-satunya teory yang bisa menjelaskan kenapa manusia serigala berubah bentuk disaat rembulan menjelang, atau mengapa dewi sumbi si manusia ular berubah pada wujud aslinya. Teori ini ada yang setuju namun tidak sedikit yang membantah.
Kalau menurut saya, jiwa manusia tergantung pada kepribadiannya, tidak ada hubungannya dengan pasang surut air laut ataupun gravitasi rembulan... kecuali pengaruh lingkungan sekitar atau... kalau sedang datang bulan..tapi ini khusus bagi mereka yang perempuan.