Meru Betiri : Adventure of " Hutan Perawan"

Yeahh..after tired waiting and singing.. "menanti...di bawah pohon kamboja.." I got and idea about an adventure I always dream for. Adventure in Meru Betiri, one of 'hutan perawan' In the world. Ever heard bout it?

Meru Betiri is a national park in the province of East Java, Indonesia, extending over an area of 580 km² of which a small part is marine (8.45 km²).[2] The beaches of the park, is a habitat of the endangered Leatherback turtles, Hawksbill turtles, Green turtles, and Pacific Ridley turtles.


Meru Betiri National Park (TNMB), represents mangrove forest, swamp forest, and lowland rain forest ecosystems. Its geographically located in the 113058'38 "- 113058'30" BT and 8020'48 "- 8033'48" LS while administratively located in two district, Jember regency and Banyuwangi regency.

This Park is a natural habitat of the rafflesia flower (Rafflesia zollingeriana), and various other plants such as mangrove (Rhizophora sp.), api-api (Avicennia sp.), waru (Hibiscus tiliaceus), nyamplung (Calophyllum inophyllum), rengas (Gluta renghas), bungur (Lagerstroemia speciosa), pulai (Alstonia scholaris), bendo (Artocarpus elasticus), and several medicinal plants.

This Park is also home to several protected animals, including 29 species of mammal and 180 species of bird. Among them are the banteng (Bos javanicus javanicus), panther (Panthera pardus), wild pig (Sus scrofa), long-tailed macaque (Macaca fascicularis), Asian wild dog (Cuon alpinus javanicus), red-tailed flying squirrel (Iomys horsfieldii), leopard cat (Prionailurus bengalensis javanensis), barking deer (Muntiacus muntjak muntjak), Timor deer (Cervus timorensis russa), green peafowl (Pavo muticus), leatherback turtle (Dermochelys coriacea), hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata), common green turtle (Chelonia mydas), and Pacific ridley turtle (Lepidochelys olivacea). Its also know as as the last habitat of the Javan tiger (Panthera tigris sondaica) which is now a highly endangered and protected species. However, no traces of this tiger have been found for many years and it is feared to be extinct.

Some interesting locations to be visited in TNMB among other Rajegwesi Beach. At the beach, you can do nautical tourism, swimming, observation of plants or animals and cultural tourism (traditional fishermen). In the meadow Sumbersari, can be seen various animals such as sambar and deer. Sukamade beaches suitable for camping activities, wind surfing, and observation of flora and fauna, particularly the activities that are laying turtles. The forest exploration, nautical tourism, and swimming can be done in Green Bay.

Its really wildlife adventure, because in this area no/rarely permanent tourist resting places like hotel etc.

That was a few years ago. Now, Meru betiri is not hutan perawan anymore. Its also become victim of massive illegal logging on the back of lawlessness following the fall of Suharto in 1998. The national park’s management has been trying to restore the forest through rehabilitation and reforestation programs. Yet, instances of illegal logging and poaching are still evident today.

This year, Meru Betiri National Park has been chosen to host a pilot project for a tropical forest conservation plan as part of an initiative Reducing Emissions from Deforestation Degradation (REDD). The preparations including reforesting and replanting 58,000 hectares of barren fields inside protected forest areas. Indonesia, which has run a number of REDD pilot projects, was the first country to issue regulations REDD allowing indigenous groups, local authorities, private organizations as well as local and
foreign businesspeople to run REDD projects.

Hope Meru Betiri will be back to its purpose as National Park not place for illegal logging.Even like that Meru Betiri is worth to visit. I'll put it in the top list place must visit in my retire plan.

How to reach the Park: Surabaya-Jember-Ambulu, about 5 hours by car/bus (225 km); Ambulu-Curahnongko-Bandealit, about 3 hours, or Surabaya-Banyuwangi-Jajag, 6 hours (342 km); Jajag-Sarongan-Sukamade, 3 hours (60 km).

Popular posts from this blog

PRIMBON JAWA

Image
Primbon adalah sebuah buku yang berisi tentang tradisi suku Jawa. Di dalamnya terkandung tentang tatacara menjalani kehidupan lengkap yang berisi aturan dan larangan yang kebanyakannya berdasarkan perhitungan hari dan pasaran. Menjadi orang jawa tidak lengkap kalau tidak tahu perhitungan hari dan pasaran. Menghitung hari dan pasaran merupakan tradisi dasar yang seharusnya di ketahui oleh semua orang yang mengaku orang jawa. Siapa lagi yang akan melestarikan tradisi budaya suku bangsa kalau bukan anak bangsa itu sendiri. Kalau orang Cina punya Fengshui, maka orang Jawa punya Primbon. Dalam Primbon tertulis berbagai aturan dan larangan yang bertujuan untuk memberi patokan dan menjaga keseimbangan hidup. Yang paling dasar sekali adalah patokan perhitungan hari dan pasaran. Kalender jawa terdiri dari 2 siklus hari yaitu Mingguan yang terdiri dari 7 hari dan Pasaran yang terdiri dari 5 hari. Setiap hari, baik yang mingguan dan pasaran mempunyai nilainya sendiri. Di sini keunikannya. Orang j...
Read more

Dino Renteng

Image
Dino Renteng adalah Hari yang jumlah neptu Dino+Pasaran (weton) berjumlah sama selama tiga hari berturut-turut. Dalam Sepasar (35 hari) ada 2 kali Dino Renteng. Dino Renteng 13 yang jatuh pada hari Jumat Pon, Sabtu Wage, Ahad Kliwon dan Dino Renteng 14 yang jtuh pada hari Jumat Kliwon, Sabtu Legi, Ahad Pahing.  Dino adalah kata nama lain 'hari' dalam bahasa jawa. Renteng artinya beruntun.  Jadi Dino Renteng adalah Hari yang beruntun. Waktu kecil dulu, setiap Dino renteng Eyang selalu menyuruh kami berpuasa atau tirakat. Selengkapnya:  https://kamusq.blogspot.com/2010/09/dino-renteng.html
Read more

Ingin menikah dengan Jin?

Image
Ingin menikah dengan Jin? Datang aja ke gunung Salak, Sukabumi- Jawa Barat. Menurut entry yang saya baca di  17+ yang bersumber dari majalah Misteri, di sana kerap dilakukan ritual perkawinan manusia dengan jin. Perkawinan ini dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak kebutuhan ekonomi dan ingin mendapat harta dengan cara mudah... Di lereng gunung Salak tersebut tinggal seorang spiritualis bernama ustad Yusuf Kabir. Ustad yang kerap mengawinkan manusia dengan jin ini masih cukup muda, usianya diperkirakan belum genap 40 tahun. Meski begitu dari gaya bicara dan auranya nampak jelas bahwa ustad muda ini memiliki ilmu kedigjayaan yang cukup. Menurut pengakuannya, beliau  memang sering mengawinkan orang dengan Jin Islam, tapi beliau tidak sependapat jika ini dikatakan musyrik. Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya.  Meski ritual perkawinan hampir sama dengan proses pernikahan manusia dengan manusia, namun tetap saja...
Read more